Pendahuluan: Arthritis gout merupakan kelainan metabolisme asam urat yang ditandai dengan hiperurisemia dan pengendapan mono sodium urat (MSU) pada jaringan sendi yang menyebabkan reaksi sel leukosit dan mengakibatkan peradangan sendi. Masyarakat penderita arthritis gout harus segera dalam menangani penyakit ini. Hal ini mendorong masyarakat melakukan pengobatan sendiri (swamedikasi) baik secara farmakologi maupun non-farmakologi. Pemilihan pengobatan harus tepat untuk mengurangi keluhan dan mencegah terjadinya efek lebih lanjut yang tidak diinginkan.
Tujuan: Mengetahui bagaimana gambaran swamedikasi arthritis gout di lingkungan masyarakat RW 05 Kelurahan Kademangan kecamatan Setu kota Tangerang Selatan Banten tahun 2018.
Metode: Metode penelitian menggunakan metode survey deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan Total Sampling dengan sampel diambil seluruh masyarakat yang menderita arthritis gout dan melakukan swamedikasi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara yang ditanya langsung oleh peneliti dengan serangkain pertanyaan yang ditujukan kepada responden. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat.
Hasil dan Pembahasan: Hasil pengolahan data gambaran swamedikasi arthritis gout di lingkungan masyarakat RW 05 Kelurahan Kademangan Kecamatan Setu Tangerang Selatan diperoleh cara pengobatan yang paling banyak dilakukan yaitu menggunakan obat sintetis/kimia dan obat tradisional (37,3%), obat sintetis/kimia yang terbanyak digunakan yaitu allopurinol (35,3%), obat tradisional yang paling banyak digunakan yaitu daun salam (15,7%), tempat memperoleh obat yang paling banyak yaitu di apotek dan tanaman dekat rumah (25,5%), alasan responden dalam melakukan swamedikasi arthritis gout yang paling banyak karena praktis (27,5%), sumber informasi yang didapatkan responden yang paling banyak berasal dari petugas kesehatan dan teman (27,5%).
Kata Kunci: Tangerang Selatan, arthritis gout, swamedikasi