Pendahuluan: Masalah keselamatan pasien merupakan hal yang perlu ditangani
segera di fasilitas pelayanan kesehatan, salah satu upaya untuk mencapai sasaran
keselamatan pasien yaitu dengan cara melakukan penyimpanan obat dengan benar,
khususnya obat yang perlu diwaspadai (High Alert Medication). Insiden High Alert
pernah terjadi pada seorang pasien yang melakukan hemofiltrasi di ICU Foothills
Medical Centre meninggal dunia dikarenakan pihak farmasi tidak sengaja
mengambil kalium klorida yang seharusnya natrium klorida untuk digunakan
sebagai larutan dialisis berlangsung sehingga pasien mengalami hiperkalemia
dengan dampak lebih lanjut yaitu asidosis dan nekrosis. Maka dari itu sangat
penting bagi tenaga kefarmasian untuk mengelola penyimpanan obat-obat High
Alert, dengan tujuan untuk meminimalisir kesalahan pada saat pemberian obat High
Alert.
Tujuan: Untuk mengetahui sistem penyimpanan obat High Alert di Instalasi
Farmasi RSUD Budhi Asih Jakarta tahun 2023
Metode: Jenis Penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan metode
penelitian deskriptif untuk mengetahui gambaran kesesuaian penyimpanan obat-
obat High Alert di Instalasi Farmasi RSUD Budhi Asih.
Hasil dan Kesimpulan: Hasil rata-rata persentase kesesuaian penyimpanan
elektrolit dengan konsentrasi tinggi dan juga obat risiko tinggi seluruh ruangan telah
100% penyimpanannya terpisah dan menerapkan sistem FIFO dan FEFO,
sedangkan secara alfabetis sebesar 78% dan pelabelan 80%. Hasil rata-rata
persentase kesesuaian penyimpanan obat LASA seluruh ruangan telah 100%
menggunakan sistem FIFO dan FEFO dan disusun secara alfabetis, sedangkan
untuk penyimpanan terpisah itu sebesar 93% dan pelabelan sebesar 76%. Dari hasil
data tersebut maka penyimpanan obat high alert di instalasi farmasi Budhi Asih
termasuk kedalam kategori baik karena lebih dari 75%.
Kata Kunci: Penyimpanan, obat High Alert