Pendahuluan: Antibiotik merupakan obat yang paling banyak digunakan pada penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri, akibatnya penggunaan antibiotik di Indonesia terus meningkat. Namun pada berbagai studi menemukan bahwa penggunaan antibiotik digunakan secara tidak tepat. Hal ini dapat menimbulkan terjadinya resistensi antibiotik. Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya peningkatan resistensi diperlukannya edukasi DAGUSIBU antibiotik melalui media promosi kesehatan yang menarik untuk meningkatkan pengetahuan, seperti motion graphic.
Tujuan Penelitian: Mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan DAGUSIBU antibiotik melalui motion graphic.
Metode: Penelitian ini termasuk dalam jenis pre-eksperimetal dengan desain penelitian one group pretest-posttest design. Pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh. Analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat dan bivariat. Pengelolaan data menggunakan SPSS
Hasil: Responden terbanyak berada diusia 46-55 tahun dan merupakan ibu rumah tangga. Tingkat pengetahuan cara mendapatkan antibiotik sebelum perlakuan kurang baik (40,8%) dan setelahnya meningkat menjadi (73,5%). Tingkat pengetahuan cara menggunakan antibiotik sebelum perlakuan kurang baik (36,7%) dan setelahnya meningkat menjadi baik (81,6%). Tingkat pengetahuan cara menyimpan antibiotik sebelum perlakuan sudah baik (46,9%) dan setelahnya tetap memiliki pengetahuan baik dengan persentase yang meningkat (73,5%). Tingkat pengetahuan cara membuang antibiotik sebelum perlakuan cukup baik (44,9%) dan setelahnya meningkat menjadi baik (81,6%). Terdapat perbedaan signifikan pengetahuan responden tentang DAGUSIBU antibiotik sebelum dan sesudah pemberian edukasi melalui motion graphic dengan nilai p=0,000 (p