Pelayanan gizi rumah sakit diberikan dan disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi dan status metabolism tubuh. Kondisi pasien yang semakin buruk sering terjadi karena tidak tercukupinya kebutuhan zat gizi untuk penyembuhan penyakit. Terapi gizi merupakan salah satu faktor penunjang utama penyembuhan yang harus diperhatikan agar pemberiannya tidak melebihi kemampuan orang tubuh untuk melaksanakan fungsi metabolisme. Perlu adanya pendekatan sistematis dalam memberikan pelayanan asuhan gizi yang berkualitas melalui Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT). Sehingga keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit (Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, 2013). Dan hasil didapat Pasien terdiagnosis medis menderita Sirosis Hati dan Diabetes Melitus,Diagnosa Gizi meliputi asupan oral inadekuat, perubahan nilai lab terkait penyakit fungsi endokrin, dan ketidaksiapan menjalani diet berkaitan dengan kurangnya motivasi. Intervensi yang diberikan berupa penerapan Diet Hati dan Diet Diabetes Melitus, perubahan bentuk makanan dari nasi biasa menjadi nasi tim serta pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga. Pada saat pasien baru masuk ruangan perawatan dan belum dilakukannya kegiatan intervensi, pasien diberikan nasi lunak. Setelah kegiatan assesment dan dilakukannya kegiatan intervensi bentuk makanan pasien tidak berubah. Namun, makanan pasien diubah sesuai Diet Hati dan Diet Diabetes Melitus. melakukan monitoring 3 hari didapatkan hasil yaitu peningkatan asupan makan sudah mencapai target 80%., perubahan nilai Lab terkait GDP pada hari ke 3 intervensi namun belum mencapai normal. Dan Aspek klinis yang meliputi tekanan darah, nadi, dan suhu sudah mencapai normal dan tidak ada keluhan pasien.