Pendahuluan : Penggunaan antibiotik yang kurang tepat terutama pada kondisi yang bukan disebabkan oleh bakteri dapat menyebabkan resistensi dan masalah kesehatan. Data WHO menunjukkan angka kematian akibat resistensi bakteri sampai tahun 2015 sekitar 700 ribu pertahun Peresepan antibiotik yang kurang tepat kemungkinan tidak hanya ditemukan dirumah sakit, tetapi juga dipuskesmas dan klinik. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji dan menggambarkan pola peresepan antibiotik pada pasien rawat jalan di Klinik Pratama Pertamedika Jatiwaringin pada Bulan Januari sampai Maret 2020.

Metode : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, data yang dikumpulkan adalah data sekunder dengan mengambil data lembar resep pasien di Instalasi farmasi Klinik Pratama Pertamedika Jatiwaringin periode Januari sampai Maret 2020.

Hasil dan Kesimpulan : Hasil dari penelitian ini populasi resep pasien yang didapat adalah sebanyak 3210 dan sampel yang diperoleh yakni jumlah resep pasien rawat jalan yang mengandung antibiotik adalah sebanyak 519 lembar resep 16,17% yang menunjukkan nilai yang lebih rendah dari standar WHO untuk penggunaan antibiotik Penggunaan antibiotik terbanyak adalah kelompok usia pemuda (18-65 tahun) sebanyak 282 (54,34%) dan paling banyak pasien perempuan yakni 285 (54,91%). Golongan yang paling banyak diresepkan adalah Golongan Sefalosporin 251 pasien (47,18%) yakni Sefiksim sebanyak 161 pasien (30,45%). kombinasi antar obat antibiotik yang paling banyak diresepkan adalah kombinasi obat sefiksim dengan neomisin sebesar 30,77%. Pada penggunaanobat lain bersama dengan antibiotik paling banyak adalah antara antibiotik yang dikombinasikan dengan obat ekspektoran dan antihistamin yakni sebanyak 129 lembar resep 24,86%.
Kesimpulan pada penelitian ini Penggunaan antibiotik di Klinik Pratama Pertamedika Jatiwaringin menunjukkan nilai yang lebih rendah dari standar WHO.