Berbagai upaya pengendalian nyamuk Aedes aegypti telah dilakukan saat ini untuk mencegah penyakit dengan menurunkan populasi nyamuk Aedes aegypti. Secara umum dalam pencegahan DBD masyarakat terbiasa melakukan pemberatasan nyamuk dengan metode pengasapan atau fogging. Karena penggunaan bahan kimia yang digunakan untuk membasmi nyamuk banyak terjadi fenomena resistensi terhadap bahan insektisida yang umum digunakan, seperti : malathion, temephos, tenthion, permethrin, profoxur, dan fenithrothion. Dalam kondisi seperti itu, penggunaan insektisida selain kurang efektif dan mahal juga berbahaya terhadap kesehatan dan lingkungan

Insektisida sintetis memiliki dampak negatif, untuk mengurangi penggunaan insektisida sintetis salah satu alternatifnya adalah dengan menggunakan insektisida nabati yang terdapat dari bahan-bahan nabati seperti buah, biji, daun, batang, ataupun akar dari tumbuhan yang dapat digunakan sebagai larvasida, salah satu bahan nabati adalah rimpang kunyit (Curcuma Longa Linn) yang memiliki senyawa aktif seperti minyak atsiri, flavonoid dan tanin yang berfungsi sebagai larvasida yang memiliki efek terhadap kematian larva nyamuk Aedes aegypti.

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberian konsentrasi serbuk rimpang kunyit (Curcuma longa Linn) yang efektif sebagai larvasida terhadap kematian larva nyamuk Aedes aegypti, Untuk mengetahui LC50 (Lethal Concentration 50) dari serbuk rimpang kunyit (Curcuma longa Linn) sebagai larvasida terhadap kematian larva nyamuk Aedes aegypti dalam waktu 24 jam.dan Untuk mengetahui perbedaan tingkat kematian larva Aedes aegypti berdasarkan variasi konsentrasi serbuk rimpang kunyit (Curcuma longa Linn). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Post-test Only Control Group Design yaitu suatu desain penelitian yang terdiri dari kelompok control dan kelompok eksperimen.