Gizi memiliki pengaruh besar dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu yang mempengaruhi status gizi adalah status ekonomi dimana dipengaruhi oleh pendapatan keluarga. Gizi kurang pada anak-anak terutama balita dapat mengakibatkan terganggunya pertumbuhan jasmani dan kecerdasan anak. Perkembangan otak yang cepat hanya dapat dicapai oleh anak berstatus gizi baik (Saleh & Kasim, 2015).(1)
Malnutrisi merupakan kekurangan gizi atau status gizinya di bawah standar rata-rata. Masalah gizi kurang hingga saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat serius di Indonesia. Akibat gizi kurang pada balita, akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun kecerdasan. Pada tingkat kecerdasan, dikarenakan tumbuh kembang otak hampir 80% terjadi pada masa dalamkandungan sampai usia 2 tahun. Diperkirakan Indonesia telah kehilangan Intelligence Quotient (IQ) 220 juta IQ poindan penurunan produktivitas hingga 20%-30% (Azis & Muzakkir, 2014).(1)
Pada kegiatan keluarga binaan (KABIN) yang merupakan salah satu kegiatan individu dalam praktik kerja lapangan (PKL) dibidang Manajemen Intervensi Gizi Masyarakat (MIG), dilakukan selama delapan kali pertemuan dengan sasaran balita yang mengalami masalah gizi seperti gizi kurang dan berat badan sangat kurang. Kegiatan keluarga binaan ini berupa pengukuran antropometri, food recall 24 jam, wawancara, pemberian edukasi terkait gizi, dan kesehatan serta montoring dan evaluasi. Diharapkan dapat mengatasi masalah berat badan kurang dengan meningkatkan asupan balita sesuai kebutuhan dan meningkatkan berat badan mendekati normal. Adapun salah satu sasaran pada kegiatan keluarga binaan adalah balita dengan berat badan kurang berdasarkan pengukuran pada bulan Januari di Posyandu Melati 1, Kampung Palasari, Desa Tanjungsae, Kecamatan Cijeruk, Bogor, Provinsi Jawa Barat.