Masalah gizi di Indonesia saat ini sudah mengalami beban ganda, dimana masalah gizi belum tuntas teratasi namun sudah timbul masalah gizi lebih yaitu obesitas. Kedua ini tidak hanya terjadi pada orang dewasa namun juga terjadi pada anak-anak. Diantara penyebab utama terjadinya masalah gizi, dalam hal ini adalah anak kurus dan gemuk, adalah rendahnya pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan serta keberdayaan wanita, dalam hal ini ibu, yang mengakibatkan ketidakseimbangan asupan nutrisi dan penyakit infeksi. Di Indonesia, masalah gizi khususnya bagi balita menjadi masalah besar karena sangat berkaitan dengan indikator derajat kesehatan umum seperti angka kesakitan dan angka mematikan. Salah satu usaha untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dapat dilakukan melalui peningkatan status gizi seluruh anggota keluarga dengan dukungan berbagai factor secara terkoordinasi dan merupakan bagian pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan dari usaha meningkatkan status gizi adalah membina keadaan gizi seluruh anggota masyarakat melalui partisipasi dan pemerataan kegiatan, perubahan tingkat laku yang mendukung tercapainya perbaikan gizi, termasuk hak balita. Prevalensi balita stunting di Indonesia sebesar 24,4%. Sedangkan batas toleransi untuk stunting dari WHO yaitu sebesar 20%. Salah satu provinsi yang juga memiliki prevalensi stunting yang tinggi, yaitu Jawa Barat (24,5%), dimana Kabupaten Bogor menempati urutan 7 tertinggi prevalensi stunting. Terdapat 68 desa yang menjadi focus penanganan stunting. Salah satunya adalah desa di Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Keluarga binaan adalah keluarga yang dipilih karena mengalami permasalahan gizi dan status gizi kurang untuk dibina dalam beberapa kali pertemuan sehingga mengalami perubahan tingkah laku, pengetahuan gizi,pola makan dan pola asuh keluarga. Merujuk Keputusan Menteri Kesehatan Repulik Indonesia Nomor 747/MENKES/SK/VI/2007 tentang Pedoman Operasional Keluarga Sadar Gizi adalah sebuah keluarga yang berperilaku hidup dengan gizi seimbang, mampu mengenali dan mengatasi masalah gizi anggota keluarganya.