Kekurangan vitamin A secara subklinis di Indonesia masih belum terselesaikan terutama pada anak-anak. Hal ini disebabkan karena asupan makan yang rendah, sehingga dibutuhkan peningkatan konsumsi makanan dalam usaha mengurangi prevalensi kekurangan vitamin a pada anak-anak. Labu kuning merupakan jenis umbi-umbian produk pangan lokal yang mengandung beta karoten tinggi dan berpotensi sebagai bahan substitusi makanan yang digemari anak-anak. Hati ayam merupakan jenis hewani produk pangan lokal yang mengandung vitamin A yang dapat ditemukan dipasaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat mie basah “michati” dengan substitusi tepung labu kuning dan tepung hati ayam terhadap mutu organoleptik dan tingkat kesukaan panelis. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan 3 macam perlakuan dengan 3 kali replikasi. Panelis penelitian terdiri dari panelis semi terlatih sebanyak 30 orang. Data hasil organoleptik dianalisis dengan analisis deskriptif frekuensi, perbedaan daya terima diketahui dengan uji friedman dan dilanjutkan uji wilcoxon signed rank test jika diperoleh perbedaan yang signifikan. Hasil penelitian menunjukkan mie basah “michati” memberikan pengaruh terhadap warna, aroma, dan rasa. Berdasarkan penilaian panelis produk terpilih adalah formula dengan konsentrasi tepung terigu 90 g, tepung labu kuning 5 g, dan tepung hati ayam 5 g dengan kriteria warna cokelat muda, aroma tidak amis, rasa aftertaste tidak pahit dan gurih, tekstur kenyal, dan tingkat kesukaan suka dengan energi 208,5 kkal, protein 8,85 g, lemak 3,25 g, karbohidrat 38,2 g dan betakaroten 4.473,6 mcg.
Kata kunci : Kekurangan vitamin A, Tepung Labu Kuning, Tepung Hati Ayam, Betakaroten, Mie Basah