RINGKASAN
Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang mempunyai potensi untuk terjadinya penularan penyakit, pencemaran lingkungan, maupun gangguan kesehatan lainnya, Dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatannya, rumah sakit menghasilkan berbagai macam limbah yang bersifat padat, cair, dan gas Limbah padat inilah yang disebut sampah. Limbah padat yang terdapat di rumah sakit terdiri dari limbah medis padat dan limbah padat non medis.
Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala Tangerang setiap harinya menghasilkan sampah medis yang berasal dari ruangan. Sampah medis tersebut memerlukan
pengelolaan yang benar Karena jika tidak ditangani dengan benar, maka akan dapat menimbulkan pencemaran dan menurunkan nilaı estetika.
Penelitian dilaksanakan dari bulan April sampai bulan Mei 2018 dengan
melakukan wawancara menggunakan kuesioner terhadap perawat, petugas cleaning service, petugas sanitarian serta melakukan observasi menggunakan
checklist terhadap proses pengelolaan sampah medis.
Dalam penelitian ini, penulis mengambil sampel sebanyak 25 orang perawat, 19 orang petugas cleaning service yang melakukan pengelolaan sampah medis,
dan 1 orang petugas sanitarian. Dari hasil wawancara didapat bahwa perawat
sebagian besar berusia 24-45 tahun dengan persentase 84%. Sebagian besar tingkat pendidikan perawat adalah DIII perawat dengan persentase 76%.
Sedangkan untuk tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan perawat sudah baik dalam pengelolaan sampah medis. Petugas cleaning service pengelolaan
sampah medis semuanya berusia 24-45 tahun dan sebagian besar memiliki tingkat pendidikan SMP dengan persentase 57,9% sedangkan untuk tingkat
pengetahuan petugas cleaning service sudah baik, untuk tingkat sikap petugas cleaning service sudah baik dalam pengelolaan sampah medis, dan untuk
tingkat tindakan petugas cleaning service sudah baik.
Walaupun sebagian besar pengetahuan, sikap, tindakan dari perawat dan petugas cleaning service sudah baik, namun pada pelaksanaan pengelolaan
sampah masih belum terlaksana dengan baik, seperti pada tahap pewadahan, tahap pengagkutan dan tahap pemusnahan, masih ditemukan pengelolaan
sampah medis yang belum memenuhi syarat.
ii
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis dapat memberikan saran sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan di
rumah sakit yaitu untuk meminimalisasi terjadinya kontaminasi silang, diharapkan pihak rumah sakit untuk meningkatkan jumlah sarana dalam
pengelolaan sampah medis yang ada, baik wadah, symbol bahaya dan troli pengangkut sampah medis serta jalur khusus untuk pengangkutan sampah
medis. Karena jumlah sarana yang ada di Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala Tangerang belum sesuai dengan persyaratan kesehatan lingkungan rumah
Pada proses pengelolaan sampah medis sebaiknya pihak Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala Tangerang lebih meningkatkan pengawasan dalam pengelolaan
sampah medis, karena pengawasan merupakan faktor pendukung dalam melaksanakan pengelolaan sampah medis dengan baik berdasarkan persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit.