RINGKASAN

Sick Building Syndrome (SBS) adalah kumpulan gejala yang dirasakan oleh pekerja yang bekerja di dalam ruangan tetapi tidak ada penyakit atau penyebab spesifik yang dapat diidentifikasi, dan gejala tersebut akan membaik ketika pekerja keluar dari dalam gedung. SBS disebabkan oleh banyak faktor diantaranya faktor kimia seperti CO, CO2, formaldehid, asbes, kemudian faktor fisik terkait dengan suhu, kelembaban, kecepatan aliran udara, dan pencahayaan, dan faktor biologinya dipengaruhi oleh bakteri dan jamur, serta faktor karakteristik individu seperti umur, jenis kelamin, merokok, lama bekerja dan faktor psikososial.

Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional dengan judul "Hubungan Kualitas Fisik Udara dalam Ruang dan Karakteristik Individu dengan Kejadian Sick Building Syndrome (SBS) Pada Pegawai di Bank Indonesia Jakarta Pusat Tahun 2020" bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas fisik udara dalam ruang dan karakteristik individu dengan kejadian SBS pada pegawai. Ruang lingkup penelitian ini meliputi kualitas fisik udara (suhu, kelembaban, pencahayaan, dan kadar debu total) dan karakteristik individu (umur, jenis kelamin, waktu kerja dan kebiasaan merokok) dengan kejadian SBS. Dengan populasi sebanyak 50 pegawai. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengukuran dan wawancara menggunakan kuesioner. Data dianalisis dengan metode univariat dan bivariat dengan uji analisis chi-square.

Hasil uji analisis menunjukkan bahwa dari 4 variabel kualitas fisik udara dalam ruang (suhu, kelembaban, pencahayaan, dan kadar debu total) tidak terdapat hubungan dengan kejadian SBS pada pegawai DSDM di Bank Indonesia Jakarta Pusat. Dan dari 4 variabel karakteristik individu (umur, jenis kelamin, waktu kerja, dan kebiasaan merokok) tidak terdapat hubungan dengan kejadian SBS pada pegawai DSDM di Bank Indonesia Jakarta Pusat.

Kepustakaan : 43 (1991 – 2019)
Klasifikasi : Buku : 19
Jurnal : 10
Perundang-undangan : 4
Skripsi : 9
Website : 1