Kolam renang dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit karena keadaan lingkungan
yang buruk akan menjadi tempat berkembang biaknya bibit penyakit yang kemudian
menyerang manusia yang hidup di lingkungan tersebut, khususnya penyakit yang
berbasis lingkungan yaitu diare, penyakit kulit, kecacingan dan lain-lain. Salah satu
kolam renang yang berada di Kota Depok adalah Kolam renang Tirtasari. Kolam
renang Tirtasari didirikan tahun 1988 dengan peresmian oleh Menteri Pemuda dan
Olah Raga, Ir. Akbar Tanjung pada 7 September. Kolam renang ini dibangun oleh
Perusahaan milik keluarga CV Djamin Brothers. Menurut artikel berita ditemukannya
kasus seorang anak SMP meninggal dunia akibat tenggelam dikarenakan tidak adanya
tanda kedalaman kolam renang antara 1,5 meter dengan 2 meter di kolam renang
Tirtasari. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis pada bulan Januari
sampai Februari 2023. Pada kolam renang didapatkan tidak ada bak pencuci kaki atau
desinfeksi kaki sebelum berenang dan tidak adanya tanda kedalaman kolam renang.
Lalu didapatkan dinding kolam yang berlumut dan lantai licin serta sudut dasar koalm
yang tidak berbentuk melengkung (conus) dan belum dilakukannya pengujian
parameter biologi dan fisik dalam standar baku mutu kesehatan lingkungan untuk
media air kolam renang.
Penelitian dengan judul “Studi Deskriptif Sanitasi Kolam Renang Tirtasari
Kecamatan Sukmajaya Kota Depok Tahun 2023”, jenis penelitian yang dilakukan
bersifat deskriptif yaitu mengetahui gambaran sanitasi kolam renang Tirtasari kota
Depok tahun 2023. Populasi yang diambil dalam penelitian ini terdiri dari petugas
yang melalukan sanitasi yaitu 3 orang tenaga kebersihan, 3 orang tenaga pembersih air
kolam dan petugas yang tidak melakukan sanitasi yaitu 4 orang lifeguard dan 1 kepala
pengelola kolam renang Tirtasari. Untuk sampel penelitian ini penulis menetapkan
sampel yang diambil sebanyak 11 orang yang terdiri dari 3 orang tenaga kebersihan, 3
orang tenaga pembersih air, 4 lifeguard dan 1 kepala pengelola kolam renang serta
pengambilan sampel air kolam renang untuk pengukuran pH dan sisa chlor. Tujuan
yang penulis lakukan, meliputi aspek teknis (metode pengolahan air yang meliputi
pemberian zat koagulan, penyaringan air melalui filter, penghilangan lumut, dan
desinfeksi air, persyaratan kesehatan lingkungan, sarana dan prasarana kolam renang
yang meliputi bak cuci kaki, jamban, kamar bilas, kamar ganti, persyaratan kualitas air
yang meliputi fisik (suhu dan bau) dan kimia (pH dan kadar sisa chlor), aspek sosial
(sikap, tindakan dan pengetahuan petugas Kolam Renang Tirtasari), aspek
administrasi (peraturan, pengawasan dan pembinaan yang dilakukan mengenai sanitasi
kolam renang).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan checklist,
kuesioner serta daftar pertanyaan terbuka kolam renang Tirtasari mendapatkan
persentase 78,87% yang meliputi aspek teknis (metode pengolahan air, persyaratan
kesehatan lingkungan, sarana dan prasarana). Untuk pengukuran kualitas air kolam
renang secara fisik yaitu bau dan suhu dinyatakan sudah memenuhi syarat tetapi untuk
pengukuran kualitas air kolam renang secara kimia yaitu pH dan sisa chlor pada kolam
renang Olympic mendapat rata-rata pH 7,1 dan sisa chlor 1 mg/l, pada kolam renang
anak 1 mendapat rata-rata pH 7,6 dan sisa chlor 0 mg/l, pada kolam renang anak 2
mendapat rata-rata pH 7,9 dan sisa chlor 0 mg/l. Kesimpulan adalah sanitasi kolam
renang Tirtasari dinyatakan sudah memenuhi syarat Peraturan Menteri Kesehatan No
2 Tahun 2023 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun
2014 Tentang Kesehatan Lingkungan. Pada sikap, tindakan dan pengetahuan sudah
baik. Kolam renang Tirtasari tidak menggunakan peraturan yang dibuat pemerintah.
Kolam renang Tirtasari menggunakan peraturan yang dibuat sendiri seperti tata tertib
petugas kolam renang dan tata tertib pengunjung kolam renang, pengawasan yang
dilakukan kolam renang setiap 2 kali seminggu secara rutin.