Kebugaran jasmani yang baik wajib dimiliki oleh mahasiswa, khususnya mahasiswa semester akhir di perguruan tinggi vokasi jurusan kesehatan yang lebih banyak melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di pelayanan kesehatan. Namun, hasil penelitian di Poltekkes Tasikmalaya menunjukkan tingkat kebugaran 100% mahasiswa kurang sekali. Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kebugaran seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara IMT, kadar hemoglobin, dan aktivitas fisik terhadap tingkat kebugaran kardiorespirasi pada mahasiswi Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Jakarta II. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional, jumlah sampel 30 orang, dan diambil secara purposive sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengumpulan data meliputi IMT, kadar hemoglobin menggunakan alat digital EasyTouch GCHb, aktivitas fisik melalui wawancara, dan tingkat kebugaran kardiorespirasi menggunakan metode beep test. Analisis data meliputi distribusi frekuensi dan bivariat menggunakan uji Chi-Square. Hasil dari penelitian ini, sebagian besar subjek berumur 20 tahun (60,0%), kebugaran kurang sekali dan kurang masing-masing 50%, indeks massa tubuh normal (43,3%), kurus (30%), kegemukan (26,7%), kadar hemoglobin normal (63,3%), dan aktivitas fisik ringan (56,7%). Ada hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik terhadap tingkat kebugaran kardiorespirasi (p = 0,027). Tidak ada hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh terhadap tingkat kebugaran kardiorespirasi (p>0,05) dan antara kadar hemoglobin terhadap tingkat kebugaran kardiorespirasi (p>0,05). Diharapkan kampus dan organisasi mahasiswa dapat mengadakan program senam bersama setiap 1 (satu) minggu sekali sehingga dapat membantu mahasiswa dalam meningkatkan aktivitas fisik dan akhirnya meningkatkan kebugaran.

Kata Kunci: Indeks Massa Tubuh, Kadar Hemoglobin, Aktivitas Fisik, Tingkat Kebugaran Kardiorespirasi, Mahasiswi.
Daftar Pustaka: 51 bacaan (2000-2021)