Kelurahan Kabasiran memiliki kasus kejadian diare sebanyak 446 kasus tiap
tahunnya. Kasus kejadian diare ini tentu memprihatinkan dikarenakan masih
kurangnya penerapan sanitasi lingkungan seperti air bersih yang tidak memenuhi
syarat, masih ada masyarakat yang tidak menggunakan jamban saniter, masih adanya
masyarakat yang tidak melakukan pengelolaan limbah cair, dan masyarakat yang
kurang peduli terhadap sampah.
Penelitian dengan judul “Gambaran Umum Sanitasi Lingkungan Pada Kejadian
Diare Di Kelurahan Kabasiran Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Parung
Panjang Kabupaten Bogor Tahun 2023”, telah penulis lakukan, meliputi aspek
sarana sanitasi lingkungan (sarana pembuangan tinja, sarana pengelolaan limbah cair,
sarana pengelolaan sampah, dan sumber air bersih).
Kesimpulan yang diperoleh setelah penulis melakukan penelitian adalah sanitasi
lingkungan masyarakat masih ada yang belum memenuhi syarat Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 829 Tahun 1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan.
Ruang lingkup penelitian ini mencakup pembuangan tinja (jamban), pembuangan air
limbah, pembuangan sampah, dan sumber air bersih yang digunakan masyarakat di
Kelurahan Kabasiran. Dari jumlah populasi sebanyak 3.525 KK, digunakan sampel
sebanyak 107 KK, didapatkan hasil 78 rumah (72,9%) dengan sanitasi lingkungan
memenuhi syarat dan 29 rumah (27,1%) dengan sanitasi lingkungan tidak memenuhi
syarat. Rincian masyarakat yang menggunakan sarana pembuangan tinja memenuhi
syarat ada 107 rumah (100%), masyarakat yang menggunakan sarana pengelolaan
limbah cair memenuhi syarat ada 106 rumah (99,1%) dan 1 rumah (0,9%) sarana
pengelolaan limbah cair tidak memenuhi syarat, masyarakat yang menggunakan
sarana pengelolaan sampah memenuhi syarat ada 74 rumah (69,2%) dan 33 rumah
(30,8%) sarana pengelolaan sampah tidak memenuhi syarat, dan masyarakat yang
menggunakan sumber air bersih memenuhi syarat ada 107 rumah (100%). Saran
yang penulis ajukan adalah perlu dilakukan perubahan fisik pada sarana pengelolaan
limbah cair dan pengelolaan sampah.