Salah satu industri tahu di Mampang membuang limbah cairnya langsung ke sungai tanpa pengolahan. Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar TSS pada limbah cair tahu tersebut, didapatkan kadar TSS mencapai 1039 mg/L, jika hal tersebut dilakukan dalam jangka waktu yang lama dengan beban penemaran yang tinggi dapat mencemari sungai. Metode pengolahan limbah yang dapat di aplikasikan yaitu koagulasi dan flokulasi menggunakan koagulan. Alternatif koagulan kimia yaitu menggunakan kitosan. kepiting bakau (Scylla Sp) merupakan komoditas perikanan di Indonesia, limbah cangkang keping bakau (Scylla Sp) dapat dimanfaatkan menjadi kitosan karena mengandung 70% kitin.

Penelitian ini berjudul “Uji Variasi Konsentrasi Koagulan Kitosan Hasil Pemanfaatan Limbah Cangkang Kepiting Bakau (Scylla Sp) Dalam Penurunan Kadar TSS Pada Limbah Cair Tahu Tahun 2023”. Penelitian ini bersifat ekperimen bertujuan untuk mengetahui konsentrasi optimum dari koagulan kitosan cangkang kepiting bakau (Scylla Sp) dalam menurunkan kadar TSS pada limbah cair tahu. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Jurusan Kesehatan Lingkungan, menggunakan sampel limbah cair tahu di Industri tahu X, Mampang sebanyak 9 liter dan limbah cangkang kepiting bakau (Scylla Sp) sebanyak 249 gram. Variasi konsentrasi yang digunakan, yaitu 650 ppm, 620 ppm, 590 ppm, 560 ppm dan kontrol dengan 3 kali replikasi.

Hasil penelitian menunjukan ada penurunan kadar TSS pada limbah cair tahu setelah perlakuan (p-value=0,00001), diperoleh kadar TSS sebelum perlakuan 1255 mg/L, dan setelah dilakukan perlakuan didapatkan rata-rata tertinggi pada konsentrasi 650 ppm menjadi 691 mg/L (45%) dan rata-rata penurunan terendah pada konsentrasi 560 ppm menjadi 833 mg/L (33%).

Kepustakaan : 36 (1982-2023) Klasifikasi Jurnal : Kesehatan Lingkungan 2 Pengolahan Limbah Cair 11 Limbah Cair Tahu 6 Kitosan 11 Kepiting Bakau 1 Peraturan 5 Metode Penelitian 1